Bagi banyak orang, kehilangan aset adalah salah satu hal yang paling menakutkan


Bagi banyak orang, kehilangan aset adalah salah satu hal yang paling menakutkan. Kehilangan uang misalnya, itu bagai kehilangan nafas hidup. Rasa takut yang wajar, mengingat uang adalah alat bayar selain hutang untuk memenuhi kebutuhan hidup demi mencapai kelayakan. 


Namun, ketakutan itu tidak boleh menghambat kita semua untuk meraih keinginan, dan kesenangan. Untungnya, ada solusi yang tepat untuk kamu yang takut kehilangan sesuatu. Yups, betul pak, bu, ini tentang Manajemen Aset.



Ngulik Tentang Manajemen Aset

Investasi adalah bentuk pengelolaan untuk meningkatkan nilai aset. Dengan membeli aset dan mengelolanya dengan baik, kamu dapat memanfaatkan kekuatan waktu, menumbuhkan nilai aset tersebut secara signifikan. Layaknya ketika kita menanam pohon mangga. 


Bayangkan, kamu memiliki tanah seluas 100 hektar. Kamu ingin mengembangkannya, tapi bingung harus mulai dari mana? Bagaimana jika kamu itu memiliki 200 hektar? Atau bahkan 5.000 hektar? Potensi keuntungannya tak terhingga, bukan? Atau kamu sudah mulai gila. Haha...


Modal sebesar ini mungkin cukup untuk mencalonkan diri sebagai Bupati atau Gubernur. Tapi bagaimana jika kamu bisa mencapai lebih dari itu? Bagaimana jika kamu bisa menggunakan ‘modal’ untuk membangun kekayaan yang jauh lebih besar?


Jawabannya ada di Manajemen Aset. Bukan sekadar mengelola tanah, ini adalah seni mengelola segala jenis aset. Tujuannya? Sudah pasti meningkatkan nilai akhir aset yang kita punya secara signifikan dari modal awal.


Pecaya deh, dengan Manajemen Aset yang tepat, kamu dapat:

  • Pertama: Meminimalisir risiko, dengan melindungi aset dari fluktuasi pasar dan potensi kerugian;
  • Kedua: Meningkatkan potensi keuntungan, dengan menemukan peluang investasi yang menguntungkan dan memaksimalkan hasil; dan
  • Ketiga: Mencapai target cuan, dengan menentukan tujuan keuangan yang jelas.

 

Manajemen aset bukan hanya obrolan orang kaya. “Semua bisa!”. Siapapun dapat menggunakannya untuk membangun kekayaan, terlepas dari berapapun modal awal mereka.  Untuk itu, lupakan sejenak tentang jabatan Bupati atau Gubernur. Itu mah nanti!


Bayangkan masa depan di mana kamu memiliki aset bergerak, bertumbuh, menggurita, yang tidak bisa kita bayangkan. Masa depan di mana kita dapat mencapai semua impian. Masa depan yang dimulai dengan Manajemen Aset hari ini.


Temukan koneksi itu dan mulailah membangun Asetmu sekarang!

Musik please...


 

Aset: Step by Step

Lebih dari sekadar investasi, manajemen aset adalah cara mengelola harta benda untuk mencapai tujuan akhir, yaitu untung. Bukan seperti buruh yang bekerja keras tanpa henti, atau judi yang penuh risiko dan spekulasi, manajemen aset menawarkan cara logis dan terencana untuk menumbuhkan kekayaan.

Bagaimana caranya?


Dengan manajemen aset, kamu justru dapat:


1. Membangun portofolio aset yang beragam

Berinvestasi di berbagai jenis aset adalah salah satu prinsip paling penting dalam manajemen aset.


Mengapa?

Karena dengan mendiversifikasi portofolio, kamu dapat meminimalisir risiko dan memaksimalkan keuntungan. Bayangkan portofolio kita sebagai keranjang telur. Jika kamu hanya menaruh telur di satu keranjang, dan keranjang itu terjatuh, semua telur kamu akan pecah.


Rugi dong!

Tetapi, jika kamu menaruh telur di beberapa keranjang, meskipun satu keranjang terjatuh, masih memiliki telur di keranjang lain. “Mati satu, tumbuh seribu”. Prinsip yang sama dan juga berlaku untuk investasi. Dengan berinvestasi di berbagai jenis aset, kamu menyebar risiko menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.


Jika satu jenis aset mengalami penurunan nilai, aset lain mungkin mengalami kenaikan nilai, sehingga menjaga keseimbangan portofolio kamu secara keseluruhan. Beberapa jenis aset yang dapat kamu pertimbangkan, seperti:


  • Saham: Memberikan potensi keuntungan yang tinggi, tetapi juga memiliki risiko yang lebih tinggi;
  • Obligasi: Memberikan pendapatan yang stabil dan risiko yang lebih rendah dibandingkan saham;
  • Properti: Memberikan potensi kenaikan nilai dan pendapatan sewa; dan
  • Emas: Dikenal sebagai aset safe haven yang tahan terhadap inflasi. “Yang ini agak lama yaa”.

 

Masing-masing jenis aset memiliki karakteristik dan risikonya sendiri-sendiri. Oleh karena itu, penting untuk memahami profil risiko dan memilih jenis aset yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan investasi.


Diversifikasi aset adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dalam jangka panjang. Tapi ingat, diversifikasi bukanlah tentang menghindari risiko sama sekali. Ini tentang mengelola risiko dengan bijak sehingga kita dapat memaksimalkan peluang untuk mendapatkan yang namanya untung.

Lalu,

 


2. Menentukan strategi investasi yang sesuai

Memilih strategi investasi yang tepat adalah kunci utama untuk mencapai kesuksesan finansial. Namun, dengan banyaknya pilihan strategi yang tersedia, bagaimana kamu bisa menentukan mana yang tepat?


Jawabannya adalah dengan memahami tiga faktor penting yaitu: Tujuan Keuangan, Profil Risiko, dan Jangka Waktu Investasi.

 

Terkait Tujuan Keuangan,

Apa yang ingin Bapak, Ibu capai dengan investasi? Apakah kamu ingin membeli rumah baru? Merencanakan pensiun yang nyaman? Atau membiayai pendidikan anak? Memahami tujuan keuangan akan membantu kita memilih strategi yang sesuai dengan target dan kebutuhan kita.


Ketika itu Tentang Profil Risiko,

Seberapa besar toleransi kamu terhadap risiko? Apakah kamu cukup merasa nyaman dengan fluktuasi pasar yang tinggi? Jantungmu siap dengan under pressure? Atau kamu lebih suka pendekatan yang lebih konservatif? “Gaya lama gitu”. Profil risiko akan menentukan jenis aset dan strategi investasi yang paling cocok untuk kamu jalankan.


Soal Jangka Waktu Investasi,

Berapa lama kamu berencana untuk berinvestasi? Apakah kamu itu memiliki tujuan jangka pendek, seperti membeli mobil dalam 5 tahun? Atau tujuan jangka panjang, seperti pensiun dalam 20 tahun? Jangka waktu investasi akan menentukan tingkat risiko dan potensi keuntungan yang dapat kamu berikan toleransi.

 

Dalam hal ini ketika:

Investasi Jangka Pendek: Cocok untuk tujuan keuangan jangka pendek dengan fokus pada stabilitas dan keamanan modal. Contohnya deposito, reksadana pasar uang, dan obligasi jangka pendek.


Investasi Jangka Panjang: Cocok untuk tujuan keuangan jangka panjang dengan fokus pada pertumbuhan modal dan potensi keuntungan yang lebih tinggi. Contohnya saham, reksadana saham, dan properti.


Investasi Agresif: Cocok untuk investor dengan profil risiko tinggi yang berani mengambil risiko untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Contohnya saham gorengan, cryptocurrency, dan venture capital.


Investasi Konservatif: Cocok untuk investor dengan profil risiko rendah yang memprioritaskan stabilitas dan keamanan modal. Contohnya deposito, obligasi pemerintah, dan reksadana pendapatan tetap.

 


3. Memantau dan mengelola portofolio secara berkala

Bagaimana dengan pemantauan dan pengelolaan?

Membangun portofolio investasi adalah seperti mengendarai sepeda. Kamu perlu menjaga keseimbangan agar “Ku tak terjatuh”. Begitu pula dengan portofolio kamu hari ini. Kamu perlu melakukan penyesuaian dan rebalancing secara berkala untuk memastikannya tetap sesuai dengan tujuan dan kondisi pasar.


Mengapa penyesuaian dan rebalancing penting?

Tahukah kamu bahwa Pasar selalu berubah. Nilai aset dapat naik dan turun seiring waktu. Dan tentunya tujuan kamu dapat berubah. Kebutuhan dan tujuan keuangan kamu dapat berubah seiring waktu. Untuk itu, risiko perlu dikelola. Kamu perlu memastikan portofolio kamu tidak terlalu berisiko atau terlalu konservatif.

 

Dan semua bisa terjadi

Tahukah kamu nilai properti di Jakarta, terutama di pusat pemerintahan dan bisnis, diprediksikan akan mengalami penurunan. Hal ini karena perpindahan aparatur negara ke ibukota baru, sehingga menurunkan permintaan dan harga. Walau ini seolah ditutup-tutupi tapi sungguh terlihat jelas apa yang terjadi.


Untuk itu,

Dengan melakukan penyesuaian dan rebalancing, kita dapat menjaga portofolio kita tetap sesuai dengan tujuan keuangan awal, meminimalisir risiko dan meningkatkan potensi keuntungan, dan menyesuaikan dengan perubahan kondisi pasar.


Lakukan ini ketika penyesuaian dan rebalancing:

  • Tentukan target alokasi aset: Berapa persentase portofolio yang ingin kamu investasikan di berbagai jenis aset, seperti: saham, obligasi, dan properti?
  • Pantau performa portofolio secara berkala: Bandingkan kinerja portofolio dengan target alokasi aset kamu.
  • Lakukan penyesuaian bila diperlukan: Jual aset yang nilainya telah melebihi target alokasi dan beli aset yang nilainya telah di bawah target alokasi.

 

Rebalancing dapat dilakukan secara berkala: Setiap 3-6 bulan, atau bisa saja lebih sering jika: “Terjadi perubahan pasar yang signifikan”. Penyesuaian dan rebalancing mungkin terdengar rumit, tetapi sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan.


Ingat, kunci utama untuk mencapai kesuksesan investasi jangka panjang adalah sigap siagap, disiplin, dan konsisten. Iklim investasi memang begini. “Jika kita tak pintar-pintar mengelola aset, bisa-bisa keuntungan yang sedang dikunyah bisa dimuntahkan kembali”.


Dunia investasi itu luas, dan akan lebih luas lagi bagai jangkauan layar monitormu. Untuk itu, mari kita masuk juga kepada pemikiran “Bagaimana Wall Street merumuskan strategi investasinya”?

 


Bagaimana Wall Street Bekerja Menyusun Strategi Untung

Investasi merupakan bagian dari aset, dan penting untuk dicatat bahwa tidak ada strategi investasi yang menjamin 100 persen berhasil untung. Setiap strategi memiliki risiko dan rewardnya sendiri, dan kamu sebagai investor harus mampu memilih “strategi mana yang cocok dan sesuai” dengan tujuan dan toleransi risikonya.


Banyak strategi investasi yang digunakan di Wall Street.

Para investor dan profesional keuangan terus mengembangkan strategi baru dan menyempurnakan strategi yang sudah ada untuk meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan keuntungan di pasar yang kompleks dan dinamis.


Berbekal pengetahuan dari beberapa jurnal investasi terpercaya, berikut beberapa strategi yang sering digunakan oleh para investor dan profesional keuangan di pasar modal, antara lain:

 

1. Analisis Fundamental

Bosan dengan strategi investasi yang biasa-biasa saja? Ingin berpetualang mencari "harta karun" di pasar saham?


Strategi Analisis Fundamental adalah jawabannya!

Berbeda dengan strategi yang hanya mengikuti tren, strategi ini mengajak kamu menjadi detektif ulung yang menganalisis kondisi keuangan dan prospek masa depan perusahaan. Tujuannya? Menemukan saham yang terlalu murah (undervalued) atau terlalu mahal (overpriced).


Bagaimana caranya?

Para analis fundamental akan menjelajahi berbagai petunjuk. Mencari tanda-tanda kesehatan keuangan, seperti laba yang stabil, pertumbuhan yang pesat, dan hutang yang terkendali.


Menganalisis tren dan prospek industri tempat perusahaan beroperasi. Dan memperhatikan faktor-faktor makro, seperti: inflasi, suku bunga, dan pertumbuhan PDB.


Dengan informasi ini, para detektif ulung ini dapat memprediksi nilai intrinsik perusahaan. Berapa nilai sebenarnya perusahaan jika dibandingkan dengan harga pasar sahamnya saat ini?


Saham yang diperdagangkan dengan harga lebih rendah dari nilai intrinsiknya, menawarkan potensi keuntungan yang besar. Saham yang diperdagangkan dengan harga lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, berisiko mengalami penurunan harga.


Strategi ini memang menantang, ibarat memecahkan teka-teki rumit.

Ingat, analisis fundamental bukanlah ilmu pasti. Pasar saham selalu penuh dengan kejutan dan ketidakpastian. Namun, dengan pengetahuan dan ketekunan, kamu dapat meningkatkan peluang untuk menemukan harta karun tersembunyi di pasar saham.

 


2. Analisis Teknikal

Berbeda dengan strategi yang hanya menebak-nebak, strategi ini mengajak kita menjadi pembaca pola ulung yang menganalisis grafik dan indikator harga. Tujuannya? Memprediksi pergerakan harga saham di masa depan dengan lebih akurat.


Bagaimana caranya? Mengamati pola-pola di masa lalu untuk menebak apa yang akan terjadi di masa depan.


Mereka menggunakan berbagai alat, seperti: Grafik harga untuk mengamati tren dan pola pergerakan harga saham. Indikator juga digunakan sebagai alat bantu yang mengolah data harga dan volume untuk menghasilkan sinyal jual atau beli.


Dengan informasi ini, kita dapat:

Mengidentifikasi tren, apakah harga saham akan terus naik (bullish) atau turun (bearish)? Menemukan titik masuk dan keluar, seperti: kapan waktu terbaik untuk membeli dan menjual saham? Dan juga mengidentifikasi sinyal potensi bahaya dan mengambil langkah antisipasi.


Strategi ini memang penuh dengan teka-teki, ibarat membaca kode rahasia.

Namun, bagi investor yang jeli dan tekun, hadiah yang menanti bisa sangat berharga: keuntungan yang signifikan dari berinvestasi pada waktu yang tepat. Ingat, analisis teknikal bukanlah ramalan pasti. Pasar saham selalu penuh dengan kejutan dan ketidakpastian.

 


3. Trading Algoritma

Strategi ini memanfaatkan algoritma komputer untuk secara otomatis mengeksekusi perdagangan berdasarkan sinyal dan indikator yang telah di tentukan sebelumnya. Algoritma ini memiliki banyak keunggulan di bandingkan dengan trader manusia, walau ada juga kekurangan darinya.


Berbicara soal kecepatan, ‘Algoritma’ dapat memproses data pasar dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada manusia, memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang perdagangan dengan lebih cepat.


Algoritma juga tidak terpengaruh oleh emosi atau prasangka yang dapat mengaburkan penilaian trader manusia, sehingga membuat keputusan perdagangan yang lebih objektif dan akurat. Dengan presisi tinggi, memastikan bahwa pesanan di jalankan sesuai dengan instruksi yang diberikan. Top Marko Top!

 


4. Investasi Berdasarkan Nilai (Value Investing)

Strategi ini berfokus pada penemuan saham yang undervalued, di beli dengan harapan harganya akan naik di masa depan. Ada banyak Investor percaya bahwa pasar sering kali meremehkan nilai intrinsik perusahaan.


Mereka mencari saham yang di perdagangkan dengan harga lebih rendah dari nilai sebenarnya, sehingga memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan yang signifikan di masa depan.

 


5. Investasi Karena Pertumbuhannya (Growth Investing)

Strategi ini berfokus pada investasi di perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi. Investor pertumbuhan bersedia membayar premi untuk saham perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan pendapatan dan laba yang kuat di masa depan.


Alasan di balik kesediaan investor untuk membayar premi ini adalah karena mereka percaya bahwa pertumbuhan perusahaan akan menghasilkan keuntungan modal yang signifikan dalam jangka panjang.


 

6. Arbitrase

Arbitrase dalam pasar saham menawarkan peluang menarik bagi investor untuk memperoleh keuntungan dari inefisiensi pasar. Strategi ini memanfaatkan perbedaan harga untuk aset yang sama di pasar yang berbeda atau pada waktu yang berbeda.


Arbitrase dapat menghasilkan keuntungan yang signifikan dalam waktu singkat, terutama jika inefisiensi pasar cukup besar. Umumnya di anggap sebagai strategi yang berisiko rendah, karena keuntungan berasal dari inefisiensi pasar dan bukan dari spekulasi.


 

7. Hedge Fund

Hedge fund menawarkan beberapa keunggulan yang menjadikannya menarik bagi investor dengan profil risiko agresif. Menggunakan strategi investasi yang lebih agresif di bandingkan reksadana, sehingga potensinya untuk menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi pun lebih besar.


Hedge fund dapat berinvestasi di berbagai jenis aset, termasuk saham, obligasi, derivatif, dan aset real estate. Diversifikasi ini membantu meminimalisir risiko dan meningkatkan potensi keuntungan.


Baiknya, di kelola oleh profesional investasi yang berpengalaman yang secara aktif memantau pasar dan membuat keputusan investasi berdasarkan kondisi pasar terkini. Umumnya hanya terbuka untuk investor institusional dan investor perorangan dengan kekayaan bersih tinggi. Akses eksklusif ke strategi investasi yang canggih, dan say “No” untuk investor biasa.


 

Catatan Pinggiran

Tahukah kamu soal kebenaran dari Aset?

Sebenarnya aset itu sendiri, ada pada diri kita. Berbicara tentang aset, berarti berbicara tentang: apa yang di berikan, bukan apa yang di belikan. Jika sesuatu itu kamu beli dan “menjadi asetmu” dengan segala profil resiko yang bisa kamu terapkan, “kemungkinan besar hitungan di atas kertas” kamu memiliki selisih untung karena pertambahan waktu.


Dahulu nilainya 10 sekarang nilainya 12.

Tapi jika sesuatu (aset) itu diberikan “di pinjamkan kepada kita” dan seiring bertambahnya waktu, Sang Pemilik itu mengambil dengan segala kuasa, “atas aset tersebut”, apakah di akhir catatan kamu masih memiliki selisih untung?


Waktu terus bertambah, kelola asetmu dengan bijak. Uangmu, hartamu, kemewahanmu, tak lebih berharga dari sehelai sayap nyamuk!

--------------------

Post a Comment

Previous Post Next Post